anak2

Jumat, 14 September 2012

Mudah,enak dan sehat

Mie Dhuk-Dhuk Pak Mustofa

December 23, 2008
Hampir tiap malam ada beberapa penjual mi Jawa keliling lewat depan rumah. Pak Endut (saya tidak tahu namanya, orang-orang kampus menyebutnya begitu) lewat sekitar pukul 23:00. Beliau saya nilai bisa memahami selera pembeli. Saya bilang pakai kecap sedikit, dia akan sesuaikan garam dengan pengurangan kecap. Demikian juga kalau saya minta tanpa kecap. Rasa selalu pas. Mi Becak lewa tidak menentu bolak balik. Peralatan dan bahan masakan dibawa dengan gerobak yang digerakkan dengan mekanisme becak. Saya jarang-jarang beli Mi Becak karena selain citarasanya tidak cocok, biasanya dia lewat dengan kecepatan tinggi sambil memukul-mukul kentongan dhuk-dhuknya. Dengan kecepatan setinggi itu, penjual mi sudah tidak terlihat lagi pada saat saya sampai di tepi jalan.
Pak Mustofa, saya sering menyebutnya anak muda karena memang masih muda, lewat depan rumah sekitar pukul 20:30. Meskipun porsinya relatif kecil dibanding porsi Mi Pak Endut, rasanya tidak kalah lezatnya. Masalahnya, pak Mustofa hanya tahu satu cara memasak. Saya pernah minta dia mengurangi kecap, tetap saja pakai kecap dengan resepnya sendiri. Perintah tidak pakai kecap pun tidak membawa perubahan rasa bakmi meskipun dia bila iya. Yang unik, pernah saya minta dia membuat mi rebus. Yang terjadi adalah dia memasang mi goreng seperti biasa terus ambil air mendidik dituang begitu saja ke mi goreng, jadilah mi rebus! Tentu saja rasanya menjadi hambar karena pak Mustofa sepertinya tidak mengubah sama sekali bumbunya.Sebagai bonus, penyajian mi anak muda dilengkapi dengan sekantung plastik krupuk.
Tidak seperti pak Endut yang menabutkan cabe rawit banyak-banya, pak Mustofa hanya menaruh satu buah cabe rawit ukuran kecil tapi pedas luar biasa. Beberapa waktu lalu saya sempat mewawancarinya. Dia tinggal di Karang Waru. Setiap malam, gerobaknya mampu membawa sekitar 30-50 porsi mi yang dijual dengan harg Rp.6000,–. Perjalanan terjauh penjajaannya adalah SMP 6. Apa lagi ya? Sudah lama sih, banyak yang diceritakannya.
Sumber : http://cemplon.blog.ugm.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar